Segala macam belajar melibatkan ingatan. Jika individu tidak dapat mengingat apapun mengenai pengalamannya, dia tidak akan dapat belajar apa- apa. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan pengalaman dengan masa lampau (Walgito). Dengan adanya kemampuan untuk mengingat, manusia mampu untuk menyimpan dan menimbulkan kembali apa yang telah pernah dialaminya. Walaupun begitu, tidak semua yang pernah dialami oleh manusia akan dapat ditimbulkan kembali. Dengan kata lain, kadang-kadang terdapat hal-hal yang tidak dapat diingat kembali.
Para ahli membedakan tiga tahapan dalam ingatan, yaitu memasukkan pesan dalam ingatan (encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat kembali (retrieval) (Atkinson, dkk). Karena itu, maka biasanya ingatan didefinisikan sebagai kemampuan untuk memasukkan, menyimpan dan mengingat kembali
pesan-pesan.
Fungsi memasukkan dapat dibedakan dalam dua cara, yaitu:
1. Memasukkan dengan cara tidak disengaja. Dengan cara ini apayang dialami, dengan tidak disengaja dimasukkan dalam ingatan.
2. Memasukkan dengan cara sengaja. Dengan cara ini individu sengaja memasukkan pengalaman-pengalaman, pengetahuan-pengetahuan ke dalam ingatannya.
Berdasarkan berbagai penelitian yang dilakukan oleh para ahli, ternyata terdapat perbedaan kemampuan individu untuk memasukkan pesan-pesan ke dalam ingatan. Ada orang yang dengan cepat, namun ada juga yang lambat dalam memasukkan pesan. Demikian juga halnya dengan materi yang dimasukkan, ada yang mampu untuk memasukkan banyak pesan, namun ada juga yang hanya mampu memasukkan sedikit pesan.
Dalam tahapanpenyimpanan, individu mempertahankan dan menyimpan pesan dalam ingatan selama beberapa waktu sampai saatnya ditimbulkan kembali. Karena itu masalah yang timbul dalam hal ini adalah bagaimana agar pesan yang telah dimasukkan tersebut dapat disimpan dengan baik, sehingga pada suatu waktu dapat ditimbulkan kembali dengan mudah bila dibutuhkan.
Tahapan yang ketiga, yaitu mengingat kembali merupakan kemampuan untuk menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam ingatan. Kemampuan untuk menimbulkan kembali ini dibedakan menjadi dua, yaitu mengingat kembali (to recall) dan mengenal kembali (to recognize). Pada mengingat kembali, individu menimbulkan kembali apa yang diingat tanpa adanya stimulus, sedangkan pada mengenal kembali orang menimbulkan kembali apa yang diingat dengan kehadiran objeknya.
Dalam membahas ingatan, maka orang tidak bisa meniadakan kelupaan. Karena apa yang diingat merupakan apa yang tidak dilupakan, dan apa yang dilupakan adalah apa yang tidak diingat. Sehubungan dengan kelupaan tersebut, terdapat dua teori yang dapat menjelaskan terjadinya kelupaan:
1) Teori atropi
Menurut teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah lama tidak ditimbulkan kembali, sehingga mengendap dan pada akhirnya orang lupa.
2) Teori interferensi
Menurut teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces saling bercampur aduk, mengganggu satu sama lain.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar