Sebenarnya selama ini tanpa disadari semua guru telah menanamkan nilai-nilai yang baik dalam
pembentukan karakter anak didiknya. Demikian pula orangtua, dalam kehidupan sehari-hari sering memberi perintah dan larangan yang berkaitan dengan norma yang ada dalam kehidupan, seperti norma susila, norma kesopanan, norma sosial, dan norma agama. Bagi seorang guru, tugasnya bukan sekedar mengajar, tetapi lebih dari itu guru mendidik anak didiknya agar berperilaku baik dan terpuji. Namun penanaman nilai-nilai tersebut tidak dilakukan secara intensif, hanya merupakan sisipan di sela-sela mengajar atau ketika berinteraksi di luar kelas dengan anak didiknya. Oleh karena itulah saat ini bangsa kita berbenah diri dengan mengintegrasikan
penanaman karakter melalui semua mata pelajaran, bukan hanya menjadi tugas guru mata pelajaran agama dan pendidikan kewarganegaraan.
Bagi anak, orangtua (ayah ibu) merupakan figur orang dewasa pertama yang dikenal anak sejak bayi. Selain kedekatan karena faktor biologis, anak biasanya cukup dekat dengan ayah ibunya karena hampir seluruh hidupnya dekat dan dihabiskan bersama orangtuanya. Oleh karena itu, ayah ibu meniliki pengaruh besar terhadap perkembangan anak, termasuk perkembangan karakternya. Berka-itan dengan hal itu, maka orangtua perlu belajar tentang bagaimana
mengembangkan karakter yang baik bagi anak-anaknya.
Keluarga yang sehat dicirikan dengan keterlibatan orangtua dalam mendidik anak. Dengan keterlibatan orangtua anak akan mengidolakannya sebagai figur yang patut ditauladani dan anak merasakan memiliki hubungan emosional yang lebih kuat dengan orangtuanya. Dengan seringnya orangtua berkomunikasi dengan anak, maka anak merasa diperhatikan dan orangtua merasa dihormati. Jadi, orangtua harus dapat menjadi taula-dan bagi anak-anaknya jika menginginkan anak-anaknya memiliki
karakter yang baik dan terpuji, karena satu tauladan lebih baik daripada seribu nasehat yang diucapkan setiap hari.
Share this :
0 Komentar
Penulisan markup di komentar