Di samping hal-hal positif dengan adanya Gunung berapi, dapat kita jumpai pula beberapa hal yang merugikan atau kurang baik bagi kehidupan manusia. Salah satunya adalah tingkat keasaman air yang tinggi karena kandungan belerang yang tinggi. Air dikatakan baik atau netral, jika derajat keasamannya 7; air bersifat asam jika derajat keasaman kurang dari 7; dan air dinyatakan sangat asam jika derajat keasaman kurang dari 3. Air kawah yang asam mengalir dan bercampur dengan air sungai, maka air sungai tersebut tidak dapat dipergunakan untuk keperluan irigasi, minuman ternak, terlebih lagi untuk keperluan manusia.
Penduduk yang tinggal di sekitar Gunung berapi aktif sering mengalami gangguan kesehatan, seperti kerusakan gigi. Gigi para penduduk berwarna hitam dan lama kelamaan patah. Contohnya dapat ditemukan di sebagian besar penduduk yang tinggal Banyuwangi sepanjang sungai Banyupahit sampai ke Asembagus di kaki Gunung Ijen. Hal ini disebabkan mengkonsumsi air yang mengandung Fluor (F) sangat tinggi dan bila kekurangan Iodium (I) akan mengakibatkan penyakit gondok. Bila Gunung berapi itu meletus atau Gunung berapi dalam keadaan aktif tentu akan merusak semua yang ada disekitarnya. Besar kecilnya kerusakan itu tergantung dari jenis letusannya. Setiap Gunung berapi mempunyai sifat- sifat atau tipe letusan yang berbeda. Banyak Gunung berapi yang telah mengalami masa istirahat sangat lama (ratusan atau bahkan ribuan tahun). Sewaktu-waktu Gunung berapi ini dapat meletus dengan sangat kuat, sehingga menimbulkan bencana sangat besar dan luas. Beberapa contoh gunung api yang seperti ini, antara lain: Letusan G. Tambora 1815 dan G. Krakatau 1883. Letusan Gunung berapi yang mempunyai masa istirahat antara 30 -100 tahun menimbulkan bencana bersekala menengah, misalnya G. Galunggung (1982). Sementara itu, Gunung berapi yang pada saat ini sering meletus adalah G. Marapi di Sumatera Barat, G. Merapi di Yogyakarta-Jawa Tengah, G. Semeru di Jawa Timur dan G. Karangetang di Sangihe mempunyai derajat potensi bencana relatif kecil dan daerah yang rawan bencana terlokalisir. Bencana dan bahaya letusan Gunung berapiitu berpengaruh secara langsung dan tidak langsung serta dapat merusak bagi kehidupan. Bahaya langsung adalah bahaya yang diakibatkan oleh material yang dikeluarkan secara langsung oleh Gunung berapi itu, misalnya karena terlanda aliran lava, aliran awan panas, tertimpa lontaran batu (pijar), lahar letusan, gas beracun, hujan abu, dan hujan lumpur panas atau lahar letusan bagi Gunung berapi yang di kawahnya terisi air (danau kawah). Daerah rawan bencana yang akan terlanda oleh pengaruh langsung ini mencakup daerah sekitar puncak (kawah) dan berkembang ke daerah lereng (lembah sungai) yang berhulu dari sekitar kawah, dengan jangkauan yang terlanda dapat mencapai lebih 10 km. Lontaran abu Gunung berapi pada saat letusan juga mengancam keselamatan penerbangan karena abu letusan itu mengganggu penglihatan dan merusak mesin pesawat. Sebaran dampak letusan Gunung berapi ini akan sangat luas dari beberapa kilometer sampai ratusan kilometer serta tidak mengenal batas wilayah administrasi pemerintahan. Dampak letusan Gunung berapi, dapat pula berjangka panjang, seperti timbulnya berbagai jenis penyakit, (penyakit gondok dan pertumbuhan fisik terganggu atau cacat fisik, rusaknya gigi akibat air yang tercemari belerang dan unsur merusak dari kawah Gunung berapi). Bahaya tidak langsung adalah diakibatkan oleh aliran lahar dan banjir karena bahan letusan yang tertimbun di lereng bagian atas cukup berpotensi dan terhanyutkan air hujan, sehingga melanda bagian hilir sungai dan daerah dataran di sekitarnya. Jangkauan bencana oleh lahar ini sangat jauh dapat mencapai muara (pantai) pada sungai yang berhulu dari sekitar kawah Gunung berapi yang baru meletus, serta jauhnya jangkauan lahar ini tergantung pula pada curah hujan yang terjadi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, kita berusaha untuk mengetahui bencana letusan Gunung berapi, dalam memperkirakan waktu kejadian, menghitung besaran letusan dan sebaran dampaknya melalui berbagai teknik pemantauan, misalnya kegempaan, deformasi, geologi, geokimia dll. Akan tetapi sampai sekarang belum ada teknologi yang dapat mencegah terjadinya letusan.
Pengaruh yang sifatnya merugikan akan adanya Gunung berapi meletus diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Letusan Gunung berapi dengan berbagai material yang disemburkannya sangat berbahaya (dapat mengancam jiwa dan harta).
b) Bom, lapili dan pasir vulkanik dapat merusak bangunan rumah, jembatan, ladang, dan sawah.
c) Abu vulkanik yang bertaburan di angkasa dapat mengganggu penerbangan, pemandangan menjadi gelap dan akhirnya dapat mempengaruhi tanaman pertanian dan perkebunan.
d) Aliran lava dan lahar yang panas dapat merusak apa saja yang dilaluinya.
e) Awan panas yang bergerak sangat cepat dapat membunuh penduduk serta hewan dan tumbuhan.
f) Gas racun (misalnya mofet) sewaktu-waktu mengancam penduduk yang tinggal atau berada di daerah sekitarnya.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar