Dua tokoh ini memiliki pendapat dasar tentang pembangunan, khususnya pada dimensi ekonomi. Investasi menjadi persoalan penting bagi Domar dan Harrod dalam tiap proses pembangunan di sebuah negara. Dapat juga dikatakan bahwa mereka menekankan bahwa investasiadalah standar keberhasilan dalam proses pembangunan.
Formulasi asumsi tersebut secara kausalitas dapat dijelaskan ketika ada
peningkatan investasidalam sebuah negara, maka akan muncul sekian banyak variasi jenis usaha baru yang akan membuka penerimaan tenaga kerja baru. Jika semakin banyak angkatan kerja yang telah bekerjadan memiliki penghasilan, maka angka pengangguran akan terkurangi dan diganti dengan angkatan kerja produktif. Jika produktifitas masyarakat meningkat, maka kemampuan memenuhi kebutuhan hidup juga meningkat. Jika kebutuhan telah terpenuhi, maka itulah yang disebut dengan kemakmuran yang menjadi tujuan modernisasi.
Logika ini juga berlaku terbalik. Jika investasi rendah, maka kemunculan industri atau usaha juga rendah. Jika tidak banyak jenis usaha dalam sebuah negara, maka penyerapan angkatan kerja juga rendah yang mengakibatkanpengangguran bertambah. Jika pengangguran bertambah, maka potensi masyarakat memenuhi
kebutuhan –khususnya pengangguran tersebut—secara otomatis semakin tertutup.
Akhirnya, jika pemenuhan kebutuhan tidak tercapai, maka itu disebut dengan ketidakmakmuran. Dalam arti lain, pembangunantelah gagal.
Tidak hanya investasiyang menjadi fokus penentuan indikatordari dua tokoh modernisasi ini, namun saving atau kemampuan masyarakatuntuk menabung dari penghasilan yang mereka dapatkan,merupakan standar kedua dari keberhasilan pembangunan. Logika ekonominya, jika seseorangtelah mampu menabung, maka kebutuhan hidupnya telah terpenuhi, dan itu menandakan sebuah kemakmuran. Namun jika seseorangtidak mampu menabung, maka ia masih belum mencapai kemakmuran, atau bahkan kurang terpenuhi kebutuhan hidupnya. Dan yang demikian tersebut adalah tanda kegagalan pembangunan.
Formulasi dua indikator keberhasilan pembangunan tersebut dapat diilustrasikan bahwa jika tabungan dan investasi dalam sebuah negara meningkat, maka pertumbuhan ekonomi di negara tersebut juga secara otomatis meningkat. Sebaliknya, jika tabungan dan investasi sebuahnegara menurun, maka pertumbuhan ekonomi juga menurun. Dan itu menandakan bahwa pembangunan yang selama ini dilakukan telah gagal.
Domar dan Harrod menawarkan dua strategiuntuk menciptakan tingginya suhu investasi dan tabungan dari warga sebuah negara. Pertama, dengan melakukan penanaman modal domestik, dankedua, menarik investasi dan hutang luar negeri.
Penanaman modal domestik berarti menggalakkan potensi-potensi modal lokal untuk membentuk usaha ekonomi baru dengan kemampuan lokal dari masyarakat itu sendiri. Dalam hal ini pemerintah dapat membantu dengan
memberikan bantuanatau pinjaman pada usaha-usaha ekonomi domestik dengan harapan bahwa usaha ekonomi tersebut dapat menyerap tenaga kerja dan mengurangi angka pengangguran. Semakin banyak usaha ekonomi lokal yang berdiri, maka akan dapat meminimalisir pengangguran dan mewujudkan kemakmuran bagi tenaga kerja produktif yang bekerja di usaha ekonomi tersebut.
Strategi kedua adalah menarik investasi dan hutang luar negeri. Asumsi ini diperuntukkan bagi negara yang masih belum memiliki modal dalam melakukan aktifitas ekonomi yang ada didalam negara tersebut. Negara semacam inidapat menarik modal asing untuk melakukan investasiusaha baru didalam negara tersebut. Upaya ini diharapkan akan membuka peluang kerja dan menekan angka pengangguran, sehingga masyarakat dapat memenuhi basic needs-nya. Dalam konteks yang lebih ekstrim, sebuah negara dianjurkan oleh Domar-Harrod untuk melakukan hutang luar negeri dalam membiayai investasi ekonomi domestik di negaratersebut.
0 Komentar
Penulisan markup di komentar