Mewujudkan Masyarakat Sipil yang Demokratis (civil society)

02.49


Dalam mewujudkan masyarakat sipil (civil society) yang demokratis perlu langkah-langkah berdemensi dekonstroksi yang memberikan harapan bagi rekonstruksi dan revitalisasi kehidupan yang demokratis.Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membangun kehidupan bangsa yang lebih demokratis antara lain:
Pertama  dekonstruksi  kepemimpinan.  Pemimpin  selalu  identik  dengan ketokohan dan bersifat perosnal. Dalam imajinasi kehidupan demokrasi, ada kepercayaan  bahwa  ada  seoranpemimpin  yang  akan  muncul  dalam  kondisi sesulit apapun dipersonifikasikan sebagai tokoh pembebas semacam "afatar"  yang akan  mampu mengatasi  segala  keterpurukan  bangsa ini.  Namun kenyataannya setelah Suharto tumbang terjadi reformasi, Amin Rais dengan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai lokomotif pembaharuan, Partai Kesejahteraan Sosial (PKS) yangroformis, Golkar baru, Partai Demokrat dengan Susilo Bambang Yudoyono (SBY)   tak mampu membawa bangsa ini ke dalam kehidupan demokratis yang ideal. Bahkan terjadi hal sebaliknya pemerintah melalui aparat keamanan tidak berani menegakkan kehidupan demokrasi membiarkan ormas-ormas keagamaan Islam  melakukan  kekerasan,  dengan  sendirinya  kendali  atas  demokrasi  hilang. Jafar Umar sebgai pemimpin Fron Pembela Islam (FPI) mengatakan orang murtad, dan orang kafir yang tidak mentaati Syariat Islam   halal darahnya ditumpahkan (Kompas Rabu, 30 Agustus 2006: 6 dan Wawancara TVRI dengan Jafar Umar, 2004).
Namun kepemimpinan yang bersumber pada ketokohan personal telah mengalami kegagalan sebagai pemimpin alternatif. Oleh karena itu diperlukan dekonstruksi  kepemimpinan  atas  paradigma  kepemimpinan  yang  telah  ada. Bangsa ini harus merekonstruksi ulang dengan menghadirkan kepemimpinan kolektif, yaitu kepemimpinan yang diusung berdasarkan visi kebersamaan untuk kehidupan bangsa yang lebih demokratis.Para pemimpin nasional harus menanggalkan segala atribut ikatan primordial seperti keormasan,keagamaan, kesukuan yang bersifat SARA untuk kepentingan bersama.
Kedua, dekonstruksi kelembagaan demokrasi harus diwujudkan. Oleh karena kelembagaan masih merupakan titik lemah dalam membangun masyarakat adil dan makmur. Lembaga-lembaga yang ada belum mempunyai komitmen untuk mewujudkan demokrasi yang sesungguhnya namun yang terjadi justru sebaliknya untuk melayani diri sendiri dalam bentuk KKN, bukan melayani kepentingan umum (Zuhairi Misrawi, Kompas, 30Agustus 2006: 7).
Ketiga,  dekonstruksi  kultur  demokrasi.  Dalam  ranah  demokrasi  budaya yang  berkembang  masih  berlaku  sistem  feodalis.  Elit  politik  sering  bertindak sebagai  raja  yang  ingin  dilayani,  dihormat,  disanjung,  ingat  imperium Suharto yang menghendaki penguasa tunggal seperti raja-raja Jawa. Kultur semacam ini tidak kondusif untuk kehidupan demokrasi karena kumunikasi hanya satu arah antara atasan dan bawahan. Oleh karena itu ke depan harus dekembangkan kultur demokrasi  yang  memberi  ruang  lebih  leluasa  terutama  dalam  kultur  nilai-nilai egalitarian, demokratis, dan terbuka atau transparan dalam pengelolaan untuk kepentingan publik.
Keempat, dekonstruksi masyarakat sipil yang demokratis. Membangun masyarakat sipil sangat penting sekali, karenea meskipun pemerintah bangkrut masihada masyarakat sipil yang memiliki solidaritas sosial yang kuat. Kedepan masyarakat   sipil   harus   diselamatkan   dar kontaminas kepentinga negara, kooptasi pemerintah maupun ormas-ormas yang cenderung ke arah politik praktis. Ormas agama sudah seharusnya meletakkan nilai-nilai agama sebagai sumber etika untuk mewujudkan civil society, bukan justru untuk kepentingan kekuasaan.
Kelima, perlu dekonstruksi mental demokrasi. Mental demokrasi harus dikembangan pada setiap individu melalui diri sendiri dan disebarkan pada setiap pribadi sebagai mana pendekar demokrasi Amerika (Google Refrensi Demokrasi dalam  internet),  karena  bangsa  ini  telah  kehilangan  kepercayaan  diri  terutama tidak adanya keteladanan dari para pemimpin bangsa. Jalan keluar untuk membangun  demokrasi harus  ada  langkah  sinergi  seluruh  elemen  bangsa  baik pemerintah,  cendekiawan,  budayawanrohaniawan,  tokoh  masyarakat,  media masa bersama-sama mempunyai tekad bulat untuk mewujudkan kehidupan demokrasi  ideal  yang menjunjung  tinggi nilai keadilan,  kedamaian, keragaman budaya dan egalitarian.

Share this :

Previous
Next Post »
0 Komentar

Penulisan markup di komentar
  • Silakan tinggalkan komentar sesuai topik. Komentar yang menyertakan link aktif, iklan, atau sejenisnya akan dihapus.
  • Untuk menyisipkan kode gunakan <i rel="code"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan kode panjang gunakan <i rel="pre"> kode yang akan disisipkan </i>
  • Untuk menyisipkan quote gunakan <i rel="quote"> catatan anda </i>
  • Untuk menyisipkan gambar gunakan <i rel="image"> URL gambar </i>
  • Untuk menyisipkan video gunakan [iframe] URL embed video [/iframe]
  • Kemudian parse kode tersebut pada kotak di bawah ini
  • © 2015 Simple SEO ✔